Rabu, 09 November 2016

Love At First Sight

" Jadi bagaimana, iya iya baik. Tar gue beliin" Shazfa hendak menutup pembicaannya ketika tiba- tiba.


Gubrrraakk tubuhnya hilang keseimbangan. Oh plis ini bukan sinetron kesayanganmu, tidak ada yang tiba-tiba menyambut tubuh Shazfa. Shazfa benar-benar terjatuh. Map yang dibawanya juga berserakan. Shazfa panik dan bergegas mengumpulkan mapnya. Baru dia sadar kalau ada yang salah dengan kakinya.

Shazfa baru hendak memeriksa kakinya ketika dia sadar ada yang mendekatinya.

Seorang laki-laki yang berusaha membantu mengumpulkan mapnya. Well, masih seperti sinetron ya? But It's ok. Laki-laki yang peduli dengan kesulitan orang lain memang masih ada.


" Kakinya bisa buat jalan mba?" Pertanyaan laki-laki itu membuat Shazfa dijalari rasa takut. Tubuhnya terasa dingin. Tadi memang rasanya sakit sekali. Laki-laki itu sudah mengumpulkan semua map Shazfa dan membantu Shazfa berdiri. Benar saja Shazfa berteriak ketika menyentuhkan kakinya di lantai. Padahal tidak memakai heels hari ini. Tapi kecelakaan tetap saja kecelakaan.


Shazfa dibantu laki-laki itu untuk berdiri, tiba-tiba ponselnya kembali berbunyi. " Dara, bentar ya, gue telpon lagi tar ya. Ga, gue ga apa-apa. ya makasih."


Faeyza Xavier itu adalah nama laki-laki yang menolong Shazfa tadi. Itu pertama kali mereka bertemu. Faeyza Xavier sering menjenguk Shazfa dan tetap mengunjunginya saat Shazfa mulai membaik kesehatannya. Faeyza laki-laki yang hangat pada semua orang, humoris juga seorang laki-laki yang cerdas. Mudah baginya untuk menarik perhatian Shazfa. Disitulah uniknya hubungan mereka, walaupun mereka sangat dekat sebenarnya mereka bukanlah pasangan kekasih. Faeyza pernah menyatakan kalau dia menyukai Shazfa, bahkan lebih dari itu. Tapi Faeyza tidak mengikat Shazfa dengan hubungan kekasih seperti kebanyakan orang.

 "Shazfa, benar banget kalau aku suka sama kamu. Bahkan lebih dari itu. Aku sudah banyak tanya tentang kamu pada Dara, Adara Ulani. Aku tau rasa sakit yang pernah kamu terima. Karena itu, aku ngasih tau perasaanku sama kamu. tapi aku ga nuntut kamu untuk jawab sekarang, besok bahkan tahun depan. Apa yang aku rasakan dan apa yang aku lakukan itu tulus. Kapanpun kamu punya jawabannya, aku siap mendengarkan apapun itu." Faeyza hanya ingin mengungkapkan perasaannya, bahkan sampai sekarang sudah 2 tahun berlalu Shazfa tetap belum siap untuk dinikahi Faeyza. Bahkan Shazfa tidak pernah menjawab perasaan Faeyza. Meraka tetap menjadi teman dekat, walau semua mengira mereka pacaran.


Faeyza tidak pernah mengungkit-ungkit atau meminta jawaban dari Shazfa, perlakuan Faeyza tetap sama tetap hangat dan perhatian. Tapi untuk membuat Shazfa mencintainya itu perkara lain. Mungkin dia pernah benar-benar terluka. Hingga kata percaya sulit keluar dari hatinya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar