Baju putihnya berkibar berkilauan, diterpa sinar mentari. Matanya memandang jauh ke lembah hijau penuh belukar. Hatinya merintih memandang lembah hijau yang ada di hadapannya. Entah mengapa. Padahal tempat ini baru saja dikunjunginya.
" Sedang apa kau berdiri di sini" suara seorang lelaki tak dikenal mengejutkannya. Yuan memandang lelaki itu penuh kepedihan. Jelas laki-laki itu belum pernah dikenalnya, tapi mengapa lukanya semakin terasa perih saat menatap jauh ke matanya. Bulir air mata menetes dari sudut matanya.
###
Di masa pertengahan. Ada dua pendekar yang saling mengadu samurai. Tink...tink...
Seorang diantara mereka meliuk dengan lincah, terbang di antara pohon bambu. Kakinya loncat dari satu pohon ke pohon lain. Mereka saling mengejar. Akhirnya satu tebasan membuka cadar pendekar itu. Cadarnya terjatuh ke tanah. Rambutnya terurai melayang. Dia seorang wanita cantik yang bersembunyi di balik cadar. Pendekar yang mengejarnya, kehilangan konsentrasi. Yuchi sang pendekar wanita mengarahkan samurai ke leher Kyuri. Lalu tersenyum sinis, penuh kemenangan.
" Sudah lama tidak berlatih denganmu. Kemampuanmu mulai melemah" Yuchi mulai menyombongkan diri.
" Bukan aku. Tapi kemampuanmu yang semakin bertambah. Jauhkan samuraimu sebelum benda ini melukaiku. Atau kau memang berniat begitu" Kyuri tergelak.
Yuchi kembali menebar senyum kemenangan. " Hidupmu terlalu menyenangkan bersamanya?" Yuchi menurunkan samurai dan menyimpannya.
" Kau masih cemburu? Itu sudah sepuluh tahun lalu. Kita masih terlalu muda" Kyuri menganggap gurauan.
Yuchi tersenyum sinis, " Kau yang menganggapku terlalu muda"
Kyuri tertunduk. Menyesal. " Tidak bisakah kau memaafkanku, mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir kita. Kini usiaku tak lagi muda. Konflik antar kelompok belum juga reda. Bisa saja aku terbunuh saat mencoba menemuimu di sini. Hubungan ini terlarang. Baik kemarin. Hari ini. Juga besok. Tidak bisa dipersatukan lagi. Seharusnya aku sadar itu sejak aku melihatmu di lembah hijau"
" Aku tidak pernah menyesal, aku bahagia dengan rasa yang pernah ada. Aku juga tidak pernah menyesal terlahir di keluarga yang sangat membenci pendekar putih. Itu masalah pendekar hijau, bukan masalahku. Karena hatiku tidak untuk membenci" Yuchi mulai berkaca-kaca.
" Yuchi, akhiri deritamu. Kau akan hidup tenang hanya dengan melupakanku" Kyuri menatapnya tulus. " Berdamailah dengan masa lalumu. Ini sudah terlalu lama. Seharusnya kamu..." Kyuri belum sempat menyelesaikan kata-katanya ketika samurai Yuchi kembali mengayun di lehernya. Sepintas terlihat senyum tipis Yuchi dari balik helai rambutnya yang berkibar tertiup angin.
" Jika kalimat itu hanya untuk menghiburku. Lebih baik kau simpan kata-katamu" Yuchi masih dengan nada terluka.
" Aku sudah menganggapmu sebagai adikku. Jangan habiskan waktumu hanya untuk mengenang. Kau adalah salah satu pendekar andalan klan mamide. Belajarlah untuk tidak menggunakan hatimu" Kyuri dengan nada simpati yang sama mencoba mengingatkan.
Air mata kekecewaan kembali menetes. Yuchi tak kuasa membendungnya. Dia berlari. Kyuri berusaha menghentikannya. Akhirnya mereka sampai di lembah hijau. Yuchi berbalik membelakangi lembah. " Berhenti!" Teriaknya pada Kyuri. " Aku selalu mencoba untuk tidak hidup di masa lalu. Aku berlatih samurai agar aku bisa kembali bertemu denganmu" Yuchi kembali meratap. " Mereka mengarang cerita tentang klan mamide dan kau mempercayainya" Tangisnya kembali pecah.
" Aku tahu bukan ayahmu yang membunuh ibuku. Aku tahu semua kebohongan itu. Tapi bukan itu yang membuat aku tidak memilihmu"
" Cukup. Aku tidak lagi butuh pengakuan. Biarkan aku mengakhiri deritaku" Yuchi menjatuhkan dirinya ke lembah hijau. Dengan cekatan Kyuri meraih tangannya. " Bodoh! " Teriak Kyuri. " Tidak tahukah kau. Aku juga sangat mencintaimu. Aku membunuh perasaanku hanya agar kau tetap hidup. Dan kini kau memilih mengakhiri semuanya" Kini Kyuri yang mulai menangis. " Mereka akan membiarkanmu hidup asalkan aku memilih hidup dengan Wiuchi" Kyuri akhirnya mengakui perasaannya. Tapi waktu tidak lagi memihak. Yuchi tersenyum di sela-sela rambutnya yang terurai. Dia mengeluarkan samurai dari tangan kirinya.
" Tidak. Jangan lalukan itu" Kyuri memohon, seolah tahu apa yang hendak dilakukan Yuchi.
" Terimakasih. Kejujuranmu membuat damai jiwaku" sekali lagi Yuchi tersenyum dengan sekali sentakan tangannya putus oleh samurai. Tubuhnya terhempas ke lembah hijau. Dan menghilang di balik rimbunnya hutan.Kyuri menggenggam potongan tangan Yuchi dengan penuh penyesalan. Waktu tak mungkin bisa kembali. Kyuri mengambil gelang giok hijau yang melekat pada tangan Yuchi. Dan mengubur tangan itu di bibir bukit. Aku akan menunggumu di sini Yuchi. Datanglah.
###
Kyoto mengeluarkan sebuah gelang giok hijau dan memberikannya pada Yuan. " Mengapa kau memberikannya padaku?" Yuan merasa heran dengan sikap laki-laki yang tak dikenalnya itu.
" Kakekku menginginkan kau memakainya, terimalah" Kyoto memintanya dengan tulus.
Yuan menerimanya dengan ragu, " terimakasih" katanya sambil memakai gelang itu. Anehnya seperti luka yang menemukan obat, hatinya tak lagi pilu memandang lembah hijau. Dia tersenyum dan mengusap air matanya yang sempat menetes.
"Yuan, ayo kita pergi sekarang" tiba- tiba ayah Yuan datang dari balik pintu mobil yang di kendarainya.
" Aku akan menemuimu di sini. Di saat bulan purnama" Yuan berjanji. Dia berbalik dan mengibaskan rambutnya yang terurai.
" Aku akan menunggumu dengan cara yang sama. Dengan cinta yang sama. Hngga kau kembali datang dan menyadari bahwa akulah Kyurimu" Kyoto membalas senyumnya dengan tulus.
###
Di masa pertengahan. Ada dua pendekar yang saling mengadu samurai. Tink...tink...
Seorang diantara mereka meliuk dengan lincah, terbang di antara pohon bambu. Kakinya loncat dari satu pohon ke pohon lain. Mereka saling mengejar. Akhirnya satu tebasan membuka cadar pendekar itu. Cadarnya terjatuh ke tanah. Rambutnya terurai melayang. Dia seorang wanita cantik yang bersembunyi di balik cadar. Pendekar yang mengejarnya, kehilangan konsentrasi. Yuchi sang pendekar wanita mengarahkan samurai ke leher Kyuri. Lalu tersenyum sinis, penuh kemenangan.
" Sudah lama tidak berlatih denganmu. Kemampuanmu mulai melemah" Yuchi mulai menyombongkan diri.
" Bukan aku. Tapi kemampuanmu yang semakin bertambah. Jauhkan samuraimu sebelum benda ini melukaiku. Atau kau memang berniat begitu" Kyuri tergelak.
Yuchi kembali menebar senyum kemenangan. " Hidupmu terlalu menyenangkan bersamanya?" Yuchi menurunkan samurai dan menyimpannya.
" Kau masih cemburu? Itu sudah sepuluh tahun lalu. Kita masih terlalu muda" Kyuri menganggap gurauan.
Yuchi tersenyum sinis, " Kau yang menganggapku terlalu muda"
Kyuri tertunduk. Menyesal. " Tidak bisakah kau memaafkanku, mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir kita. Kini usiaku tak lagi muda. Konflik antar kelompok belum juga reda. Bisa saja aku terbunuh saat mencoba menemuimu di sini. Hubungan ini terlarang. Baik kemarin. Hari ini. Juga besok. Tidak bisa dipersatukan lagi. Seharusnya aku sadar itu sejak aku melihatmu di lembah hijau"
" Aku tidak pernah menyesal, aku bahagia dengan rasa yang pernah ada. Aku juga tidak pernah menyesal terlahir di keluarga yang sangat membenci pendekar putih. Itu masalah pendekar hijau, bukan masalahku. Karena hatiku tidak untuk membenci" Yuchi mulai berkaca-kaca.
" Yuchi, akhiri deritamu. Kau akan hidup tenang hanya dengan melupakanku" Kyuri menatapnya tulus. " Berdamailah dengan masa lalumu. Ini sudah terlalu lama. Seharusnya kamu..." Kyuri belum sempat menyelesaikan kata-katanya ketika samurai Yuchi kembali mengayun di lehernya. Sepintas terlihat senyum tipis Yuchi dari balik helai rambutnya yang berkibar tertiup angin.
" Jika kalimat itu hanya untuk menghiburku. Lebih baik kau simpan kata-katamu" Yuchi masih dengan nada terluka.
" Aku sudah menganggapmu sebagai adikku. Jangan habiskan waktumu hanya untuk mengenang. Kau adalah salah satu pendekar andalan klan mamide. Belajarlah untuk tidak menggunakan hatimu" Kyuri dengan nada simpati yang sama mencoba mengingatkan.
Air mata kekecewaan kembali menetes. Yuchi tak kuasa membendungnya. Dia berlari. Kyuri berusaha menghentikannya. Akhirnya mereka sampai di lembah hijau. Yuchi berbalik membelakangi lembah. " Berhenti!" Teriaknya pada Kyuri. " Aku selalu mencoba untuk tidak hidup di masa lalu. Aku berlatih samurai agar aku bisa kembali bertemu denganmu" Yuchi kembali meratap. " Mereka mengarang cerita tentang klan mamide dan kau mempercayainya" Tangisnya kembali pecah.
" Aku tahu bukan ayahmu yang membunuh ibuku. Aku tahu semua kebohongan itu. Tapi bukan itu yang membuat aku tidak memilihmu"
" Cukup. Aku tidak lagi butuh pengakuan. Biarkan aku mengakhiri deritaku" Yuchi menjatuhkan dirinya ke lembah hijau. Dengan cekatan Kyuri meraih tangannya. " Bodoh! " Teriak Kyuri. " Tidak tahukah kau. Aku juga sangat mencintaimu. Aku membunuh perasaanku hanya agar kau tetap hidup. Dan kini kau memilih mengakhiri semuanya" Kini Kyuri yang mulai menangis. " Mereka akan membiarkanmu hidup asalkan aku memilih hidup dengan Wiuchi" Kyuri akhirnya mengakui perasaannya. Tapi waktu tidak lagi memihak. Yuchi tersenyum di sela-sela rambutnya yang terurai. Dia mengeluarkan samurai dari tangan kirinya.
" Tidak. Jangan lalukan itu" Kyuri memohon, seolah tahu apa yang hendak dilakukan Yuchi.
" Terimakasih. Kejujuranmu membuat damai jiwaku" sekali lagi Yuchi tersenyum dengan sekali sentakan tangannya putus oleh samurai. Tubuhnya terhempas ke lembah hijau. Dan menghilang di balik rimbunnya hutan.Kyuri menggenggam potongan tangan Yuchi dengan penuh penyesalan. Waktu tak mungkin bisa kembali. Kyuri mengambil gelang giok hijau yang melekat pada tangan Yuchi. Dan mengubur tangan itu di bibir bukit. Aku akan menunggumu di sini Yuchi. Datanglah.
###
Kyoto mengeluarkan sebuah gelang giok hijau dan memberikannya pada Yuan. " Mengapa kau memberikannya padaku?" Yuan merasa heran dengan sikap laki-laki yang tak dikenalnya itu.
" Kakekku menginginkan kau memakainya, terimalah" Kyoto memintanya dengan tulus.
Yuan menerimanya dengan ragu, " terimakasih" katanya sambil memakai gelang itu. Anehnya seperti luka yang menemukan obat, hatinya tak lagi pilu memandang lembah hijau. Dia tersenyum dan mengusap air matanya yang sempat menetes.
"Yuan, ayo kita pergi sekarang" tiba- tiba ayah Yuan datang dari balik pintu mobil yang di kendarainya.
" Aku akan menemuimu di sini. Di saat bulan purnama" Yuan berjanji. Dia berbalik dan mengibaskan rambutnya yang terurai.
" Aku akan menunggumu dengan cara yang sama. Dengan cinta yang sama. Hngga kau kembali datang dan menyadari bahwa akulah Kyurimu" Kyoto membalas senyumnya dengan tulus.
Cerita tentang reinkarnasinya menarik mbak. :D
BalasHapusmakasih.
Hapusselamat berkunjung :)